Di usia yang begitu ringkih ini
Yang lebih sering membuatmu menangis
Karena senyumku yang tak terlalu manis
Kalah menyapa hidup yang memang terlalu angkuh
Maka izinkan aku meratapi doaku sendiri
Yang masih kubungkus dalam keramat hari alastu
Sayangku
Aku memang bukan pangeran impian
Yang berjalan dengan gemercing iringan kereta dan kuda istana
Memberimu pelayan dan mahkota
Bersabda dengan uang dan senjata
Akulah sejenis keterlanjuran
Terhadap keikhlasan yang bersahaja
Yang justeru lebih dekat dengan kematian
Duhai…cermin wajah sendiri
Pegang teguh bayangan ini
Karena dialah kejujuran yang paling purba
Yang tidak menghinakan kekekalan atas kefanaan
Yang tidak merendahkan kebahagiaan atas kesenangan
Yang tidak menolak terik menuju telaga
Menyicil surga dengan sahaja selebar angkasa
Wahai bidadari yang selalu
Mengepung lelahmu mengurus gubuk kontrakan
Jauh sebelum ia datang mengusik